Ad Code

Responsive Advertisement

motivasiKu

bismillah,
tanpa makanan bisa hidup berapa hari ?
tanpa air orang bisa betahan berapa jam ?
tanpa udara orang  bertahan berapa menit ?
tanpa motivasi? tak bisa bertahan sedetik pun.

maka dengan ini saya akan membagi  apa yang telah memotivasi jiwa sayA
semoga Allhoh Azzawajalla selalu membimbing saya tuk istiqamah di jalanNyA
harapan kami tulisan ini bermanfa'at bagi sayA
dan sebayak-banyak manusiA
yang pasti akan meninggal duniA
dan berjumpa dengan-NyA
pertanggungjawabkan apa yang dilakukan di duniA.


m-3 : bulan AKSELERASI
"jaman" makin lama  terasa makin singkat
"manusia"  ingin segalanya cepat
"teknologi" bagaikan kilat

kian hari umur kian berkurang
jasat kian dekat dengan lubang



m-2 : Keinginan Anakku
                         
afif Dz. "Bi, sini.. baca ini..." 
itulah panggilan anakku saat aku lagi ngeblog disini. 
kuhampirilah buah hatiku yang masih 9 th klas 2 MI Ar-Riayadh Bontang itu, diulurkannya buku Misteri Usia 40 Tahun karya DR. M.Musa asy-Syarif terbitan Abyan dengan halaman terbukapada nomor 46. 
"Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga akhir malam, 
Dia berfirman : " Barang siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Kukabulkan
dan barang siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Kuanugerahi
dan barang siapa yang memohon ampunan-Ku niscaya Kuampuni."


kubaca tulisan itu dengan intonasi setepat mungkin kemudian ajukan pertanyaan padanya, "afif ingin apa? "mobil" minta siapa ? "Alloh" kapan? tinggal sepertiga" jam berapa itu? "jma 3 lah"

m-1 : Nikahkan Anak Kita dengan Bidadari
                motivasi isteriku anakku & aku

Abu Ja'far Ahmad bin al-Laban rahimahullah dalam kitabnya Tanbih Dzawi' al-Aqdar 'alaa masaaliki al-Abraar menceritakan, saat musuh menyerbu perbatasan negeri kaum muslimin Abdul Wahid al-Bashriberkhudbat untuk mengobarkan semangat jihat yang didalamnya terdapat syair pujian pada para bidadari penghuni syurga, jama'ah mulai bergumam saling bicara antar sesama hingga majelis gaduh, maka bangkitlah suara seorang ibu "Wahai Abu Ubaid (julukan Abdul Walid al-Bashri) tidakkah engaku mengetahui bahwa anakku ibrahim telah mendapatkan tawaran dari para pemuka Bashrah untukmelamar puteri mereka, namun aku takmau menerima tawaran mereeka. Dan demi Allah aku sangat tertarik dengan sifat-sifat yang dimiliki gadis yang kau ceritakan tadi hingga aku ridha jika gadis itu bersanding dengan anak laki-laki kesayanganku." dialah Ummu Ibrahim al-Hasyimiyyah. Abdul Wahid meneruskan memuji kecantikan dan keindahan para bidadari dengan syair-syairnya hingga majelis makin gaduh. Ummu ibrahim segera bangkit dan berkata :"Demi Allah wahai Abu Ubaid, akusangat terpesona dengan gadis itu dan aku ridha jikabersanding dengan anak lelakiku. Maukah engkaku menikahkannya dengan anakku?

Citra Bidadari
Ibnu Abi Dunia rahimahullah menceritakan dari Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah . Tuturnya: “Seorang pemuda di Iraq berkhalwat untuk ibadah. Lalu ia pergi ke Mekkah dengan ditemani seorang rekannya. Setiap kali singgah di suatu tempat, ia melakukan shalat. Manakala orang-orang makan, ia malah puasa. Rekannya sabar menyertainya. Ketika akan berpisah, rekannya bertanya kepadanya: ‘Tolong beritahukan kepada aku mengapa engkau berbuat seperti yang kusaksikan?' 
Pemuda itu memberi penjelasan: ‘Aku pernah mimpi melihat sebuah istana di surga yang batu batanya terbuat dari perak dan emas. Setelah seluruh sisi bangunan kulihat semuanya, lantas kudapati sebuah beranda yang terbuat dari mutiara zabarjad, dan yang satu lagi dari mutiara yaqut. Di antara keduanya terdapat seorang bidadari dengan rambut tergerai indah dan mengenakan pakaian yang lembut mengiringi kelenturan tubuhnya. Dan ia berujar: ‘Bersungguh-sungguh dalam menaati Allah jika menginginkan aku.' Wallahi , aku telah bersungguh-sungguh menginginkanmu. Sang pemuda berkata kepada rekannya: ‘Aku lakukan ini untuk meraih dia'.”  
Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah berkomentar:
“Ini dalam rangka mendapatkan satu orang bidadari, lantas bagaimana dengan orang yang ingin memperoleh lebih dari itu?”
Melalui serangkaian ayat al-Qur'an dan hadits Nabi, kita mengetahui bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah menyediakan bagi para hamba-Nya yang shaleh hurul‘in (bidadari) di surga yang keindahan dan kecantikan mereka dilukiskan dengan jelas, dan sifat-sifatnya yang terlembut digambarkan oleh syari‘ah yang suci. Tujuannya agar seorang Muslim menahan diri dari beragam kesenangan yang diharamkan dan terdorong untuk mendapatkan para bidadari. 
Bidadari! Dialah makhluk Allah yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan wanita idaman. Inilah salah satu nikmat yang belum dicicipi manusia. Bila kenikmatan seksual merupakan nikmat indrawi terbesar bagi manusia, maka bidadari menjadi wahana bagi seorang Mukmin untuk menikmati anugerah terbesar itu. Sebagai anugerah terbesar, tentu saja tidak sembarang orang bisa mereguknya. Tapi hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu mengekang diri dari beragam kesenangan yang diharamkan, demi mematuhi Allah. Pelajaran inilah antara lain yang bisa dipetik dari narasi di atas.
Dalam rangkaian haditsnya, Rasulullah pun sangat rinci sekali dalam melukiskan sosok bidadari; ia adalah istri yang suci, wajahnya putih dan cantik jelita, sangat indah rupawan, pandangannya pendek (tidak liar), hidungnya indah dan lembut, pipinya mulus, bersih dan ranum kemerah-merahan. Nabi berujar: “Ia (penghuni surga) melihat wajahnya sendiri melalui pipi bidadari yang lebih bening daripada cermin” (HR. Baihaqi)
Agar seorang Mukmin terdorong untuk meraih kenikmatan abadi di surga, Rasulullah juga melukiskan bahwa mulut bidadari teramat manis dan seyumnya memancarkan cahaya, suaranya paling merdu, selalu berada dalam keamanan dan ketenangan, selalu dalam kesenangan, selalu rela dan cinta, senantiasa menetap dan mendampingi, dipingit (tidak kemana-mana), selalu memuji lagi menyambut, rambutnya hitam legam dengan aromanya yang harum semerbak.
Di samping itu, leher bidadari halus dan panjang, dadanya bidang dan bening, buah dadanya padat, pinggang dan perutnya indah, hatinya menjadi cermin bagi suaminya, pergelangan tangan, tapak tangan dan cincinnya sangat lembut. Bidadari adalah wanita yang disucikan, dan pada saat yang sama ia juga selalu berada dalam keperawanan, tidak membosankan suami dan selalu memuaskan. Subhanallah
Betis bidadari begitu bening, tumitnya putih mulus, kedudukannya tinggi, berlimpah kecintaan, sebaya dan sama, benar-benar suci, dan sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin, luput (terbebas) dari akhlak tercela, dan diciptakan oleh Dzat Yang Maha Bijaksana secara langsung. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (para bidadari) dengan langsung” (al-Waqi‘ah [56]: 35).
Artinya, Allah ‘Azza wa Jalla telah menyiapkannya dengan sempurna, baik bentuk/rupa, akhlak, perilaku maupun pemeliharaannya.
Demikian citra bidadari yang dilukiskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Mungkin sabda beliau tentang bidadari terkesan vulgar. Tapi ajaibnya, seluruh gambaran Nabi yang dibentangkan buku ini sama sekali tidak membangkitkan nafsu seksual yang liar, bahkan justru memancangkan hasrat yang menggebu untuk mengejar apa yang disediakan Allah itu dengan serangkaian kepatuhan. Anda tidak percaya? Silakan simak buku ini hingga tuntas. (Makmun Nawawi).